Penelusuran Lanjutan Preferensi Alat Bahasa | ||
CEGAH NARKOBA & HIV/AIDS
By : LKPI Foundation
Selamatkan 45 juta Anak Bangsa Dari Penyalahgunaan NARKOBA dan HIV/AIDS
Sebuah bangsa akan hancur, jika generasi mudanya rusak. Generasi muda akan rusak, jika kita tidak mampu melakukan pengasuhan dan bimbingan dalam aspek spritual, nilai dan prilaku keagamaan yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu kita berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan menyelamatkan mereka dari hal-hal yang buruk antara lain dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
Sejak dini generasi muda harus diberi pengetahuan tentang bahaya narkoba, sehingga mereka memiliki kemampuan menolak apabila diajak atau ditawari narkoba.
Negeri kita Indonesia pada saat ini memiliki tidak kurang dari 45 juta anak bangsa yang duduk di bangku pendidikan mulai Sekolah Dasar, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Kelak
negeri ini akan berada di tangan mereka. SAVE YOUTH sebelum terlambat.
Friday
Wednesday
Asap Rokok Ancam Kesehatan Anak
By Republika Newsroom
Rabu, 04 Maret 2009 pukul 08:29:00
Perokok dibawah 19 tahun meningkat 69 persen pada 2001 menjadi 78 persen pada 2004 atau dua kali lipat selama tiga tahun
JAKARTA Pernah berfikir bahwa sekali asap rokok bebas ke udara, maka tak ada lagi bahaya? Enyahkan anggapan itu mulai dari sekarang karena terbukti zat-zat berbahaya yang lepas ke udara akan menempel ke baju, rambut maupun anggota tubuh lainnya. Zat-zat berbahaya inilah yang kemudian menjadi pencetus batuk kronik pada anak.
Zat-zat berbahaya tersebut antara karbon monoksida (co) yang terdapat pada lapisan kertas rokok dan merupakan pencetus gangguan pernafasan. Hipereaktivitas atau sensitif yang berlebih pada anak diduga akibat zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran rokok dan terbawa oleh ayah atau anggota keluarga yang merokok.
"Dampak negatif rokok tidak hanya pada saat rokok itu dibakar, tapi juga partikel berbahaya yang menempel pada ayah dan dibawa pulang kerumah," ungkap Menaldi Rasmin, pemerhati masalah rokok dari Fakultas Kedokteran Universitas
Menaldi memaparkan zat berbahaya yang lepas di udara tidak serta merta menghilang. Zat kimia tersebut akan tetap bertebaran di udara dalam waktu yang relatif lama. Seperti yang dijelaskan Menaldi pajanan yang cukup lama dengan zat berbahaya dari pembakaran rokok bisa menjadi pencetus batuk yang lama pada anak.
Kondisi tersebut dijelaskan Menaldi karena sistem pernafasan pada anak sangat sensitif terhadap partikel kecil. Dari data yang diperolehnya 50% anak yang sering batuk disebabkan oleh pajanan rokok ayah atau keluarganya.
Terapi yang paling tepat bagi anak penderita batuk kronis adalah menjauhkannya agar tak terpapar dengan bahan-bahan berbahaya tersebut. Salah satunya tentu dengan tidak mendekatkan anak dengan perokok.
"Berhenti merokok sangat membantu anak terhindar dari batuk yang berkepanjangan. Kemungkinannya mencapai 67 persen," imbuh Menaldi.
Gejala Hipereaktifitas atau hipersensitifitas pada anak antara lain lebih cepat batuk meski tidak pada kondisi terinfeksi atau daya tahan tubuhnya lemah. Batuk yang dialami pun relatif lama dan tidak berdahak.
Meski setiap anak memiliki kecenderungan sensitif terhadap asap rokok, anak yang terlahir dari ibu perokok memiliki resiko lebih tinggi hingga 50 persen dari ibu yang tidak merokok.
Selain batuk yang lama asap rokok juga bisa menyebabkan anak menjadi lebih cepat merasa letih dan pasif. Kondisi ini disebabkan kacaunya sistem pernafasan sehingga asupan oksigen ke otak berkurang. Kurangnya oksigen dalam tubuh menyebabkan metabolisme tubuh anak terganggu dengan begitu energi anak juga berkurang.
"Meski banyak cara menguatkan daya tahan tubuh anak namun cara yang paling baik adalah dengan tidak merokok dan menjauhkan anak dari asap maupun zat berbahaya dari rokok," pungkas Menaldi./cr1/itz
Tuesday
Home Industri Ekstasi
Polisi Bongkar Home Industri Ekstasi
Polisi berhasil menggulung dua komplotan pemproduksi ekstasi tersebut sekaligus. Dari komplotan pertama polisi berhasil mengamankan 8500 psikotropika, yang terdiri dari 4000 butir warna coklat dengan logo Tupai dan 4500 butir ekstasi warna putih dengan logo 2U.
Dari komplotan kedua polisi berhasil mengamankan 280 butir ekstasi warna merah jambu/pink, 6 butir ekstasi warna hijau, 5 warna biru muda, 11 warna cokelat muda tanpa logo, 2 coklat muda berlogo hati/love, dan 1380 tablet merk Neo Napacin yang sudah terbuka bungkusnya dan 8 dus tablet merk Neo Napacin.
Polisi mengamankan ekstasi tersebut dari Deddy Chandra alias Aliang (24) di Perumahan Taman Surya V Blok GG 1.No 21 Kel Pegadungan Kec Kali deres Jakbar.
Sedangkan dari komplotan kedua, Suciman alias Daniel Setiawan alias Ahuat digulung di Jl 1 Maret Kel Pegadungan Kec Kalideres Jakbar dan Jl Baru No 74 Rt 02/04 Kel Juru Mudi Tangerang, Senin (23/2).
Pengungkapan kasus ini berawal dari informasi masyarakat yang mengatakan kalau dari dalam perumahan Taman Surya V Blok GG 1 No 21 Kel Pegadungan Kalideres sering dibuat psikotropika jenis ekstasi oleh Abidin Venus Chandra alias Abeng.
Saksi menindaklanjuti informasi tersebut dengan melakukan penyelidikan. Anggota Unit III Sat Narkoba Polres Metropolitan Jakbar dibawah pimpinan AKP Sujatmo yang kemudian melakukan penggledahan dan penangkapan di rumah Abidin.
Tetapi di rumah tersebut hanya ditemukan anak tersangka yang bernama Dedy Chandra alias Aliang dan ditemukan ekstasi sebanyak 8500 butir. Tersangka Deddy alias Aliang terlibat dalam pembuatan psikotropika ini sejak akhir bulan Oktober 2008. Dan bisa mencetak sebanyak 1000 butir dengan ditemani Kok Beng alias Kambing dan Christian. Tersangka mendapatkan upah sebesar Rp 300 ribu.
Kasat narkoba Jakbar, Komisaris Polisi Adex Udiswan, mengatakan, pelaku terlibat dalam dua jaringan home industri yang oplah per harinya bisa 300 sampai 1000 butir per hari. Pelaku menjual barang produksinya di tempat-tempat hiburan seperti diskotik, tempat makan dan sudah beroperasai selama 2 tahun.
" Kualitas ekstasi yang diracik pelaku masuk golongan 1 dan 2," ujar Adex. Selain itu juga disita dua buah mangkok kecil, 2 kuas, 1 martil, 2 sendok kecil, 2 corong kecil, 1 lempengan besi bulat, 1 set alat meracik (mangkok dan tumbukan), 1 alat cetak, bahan-bahan serbuk pembuat ekstasi dan ekstasi jadi. -c85/ahi
Saturday
Sheila terpaksa mengungkapkan hal itu karena terdesak oleh keterangan empat saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Utara kemarin (27/10). Saksi ketiga, Toni, mengungkapkan bahwa satu paket sabu yang terdapat di kamar 706 Hotel Golden Sky, tempatnya tertangkap polisi pada 7 Agustus 2008, itu didapat dari pembelian secara barter dengan dua ponsel dan uang Rp 150 ribu.
Toni yang berada di pihak "penjual" mengatakan, transaksi tersebut dilakukan dua kali. Keduanya terjadi pada 6 Agustus 2008. Transaksi pertama sekitar pukul 13.00 dibayar dengan uang Rp 150 ribu dan ponsel merek LG.
Sekitar pukul 19.00, terjadi transaksi lagi. Satu ponsel merek Hi Tech untuk satu paket sabu. "HP itu milik Saudari Sheila. Saya sendiri yang telepon pakai telepon hotel ke kamar Sheila. Yakin banget (bahwa itu suara Sheila)," ujar Toni yang berada di kamar 806 dan saat ini juga menjadi terdakwa, meski beda berkas perkara dengan Sheila.
Ketika dikonfirmasi majelis hakim, Sheila tidak membantah soal hak milik ponsel itu. Namun, dia merasa sedang tidak sadar. "Saya heran, kenapa dia (Toni, Red) tidak bicara langsung kepada Ayung (terdakwa lainnya, Red)? Waktu itu, saya lagi dalam pengaruh berantem sama pacar, pengaruh down mental, dan psikotropika. Saya habis memakai, masih linglung," aku pemain film Ekskul itu.
Soal bagaimana Sheila mengonsumsi barang terlarang itu diungkapkan saksi keempat, Virdiah alias Vivi, pemilik bong (alat pengisap sabu). Dia juga tertangkap bersamaan dengan Sheila. (gen/tia)
Thursday
Si Miskin Lebih Banyak Merokok daripada Si Kaya
Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Penghasilan boleh tak sama. Tapi proporsi pengeluaran rumah tangga miskin untuk rokok ternyata lebih besar daripada rumah tangga kaya.
"Pengeluaran untuk rokok dari rumah tangga miskin sebesar 11,9 perse dan pengeluaran rokok dari rumah tangga kaya sebesar 6,8 persen. Hal ini menunjukan bahwa pegeluaran rokok keluarga miskin lebih besar dari keluarga kaya," kata peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Ayke Soraya Kiting.
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2006 disampaikan Ayke dalam diskusi 'Beban konsumsi rokok pada rumah tangga termiskin' di Mario's Place, Menteng Huis, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (26/2/2009).
Jika dibandingkan dengan jenis pengeluaran lainnya, imbuh Ayke, pengeluaran tembakau dan sirih per bulan untuk rumah tangga termiskin setara dengan 17 kali untuk pembelian daging, 15 kali untuk pengeluaran biaya kesehatan, 9 kali untuk pengeluaran pendidikan dan 5 kali untuk pengeluaran susu dan telur.
"Dari data ini terlihat bahwa kesempatan yang hilang bagi rumah tangga perokok termiskin sangat besar dengan seluruh rumah tangga," imbuhnya.
Sementara peneliti lain dari lembaga yang sama Abdillah Ahsan, mengatakan perokok miskin rentan memperdalam jeratnya dalam kemiskinan.
"Kalau dia sakit akibat rokok, kemungkinan besar berhutang," ujar Abdillah.
Kalau pun tidak bisa membayar biaya kesehatan, maka justru negara yang menanggung lewat Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). "Ini kan menambah beban negara," imbuh Abdillah.
Konsumsi rokok rakyat miskin, lanjutnya, diinisiasi dengan harga rokok yang
sangat murah dan iklan rokok yang sangat intensif.
"Ditambah pula peringatan kesehatan rokok yang berupa tulisan, tidak menimbulkan efek ketakutan," tandas Abdillah. (mpr/nwk)
Saturday
Berita Narkoba
Berita Terkait: Narkoba
- Bawa 1.000 Ektasi, Caleg PPRN Riau Dibekuk Polisi
- Napi & Sipir LP Tangerang Join Binsis Sabu
- Razia Narkoba, Polisi Bekuk 2 Tamu Tempat Karaoke
- Nyabu, Polisi Ditangkap Polisi
- Polisi Ringkus Bandar Ganja Bekasi-Jakarta
- Polres Depok Masih Kejar Bandar Sabu-Sabu
- 15 Gadis Bawah Umur Terjaring Razia Narkoba di Depok
- Manajer Kafe di Depok Ngamuk Saat Razia Narkoba
- Pengedar Ganja Ambruk Dibedil Polisi
- Pabrik Ekstasi di Samarinda Digerebek
- Waduh! Siswa SMU Bawa 20 Kg Ganja
- Truk Tanpa Sopir Diparkir, 1,5 Ton Ganja Ditemukan
- Bandar Ekstasi di Pademangan Dibekuk Polisi
- SBY Puji Kesuksesan Polisi Ungkap Pabrik Sabu
- Tinjau Pabrik Sabu, Iringan SBY Macetkan Jalan
- Inilah BB Pabrik Sabu yang Akan Ditinjau SBY
- Sore Ini SBY Tinjau TKP Pabrik Sabu Taman Palem
- Polisi Bawa 6 Orang dari Pabrik Sabu Palem Mutiara
- BB di Palem Mutiara Berupa Puluhan Kg Sabu Cair
- Kepolisian Bawa BB Tj Duren ke TKP Palem Mutiara
Friday
Fatwa MUI Tentang Rokok
Ijtima’ Ulama MUI dan Haramnya Rokok? |